Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Plutellidae
Genus : Plutella
Species : Plutella xylostella
(Anonim, 2009)
Morfologi dan Daur hidup
Telur Plutella xylostella berbentuk bulat panjang, lebarnya sekitar 0,26 mm dengan panjang 0,49 mm. Ngengat betina dapat bertelur 180-320 butir. Umumnya telur diletakkan dibalik daun satu per satu, kadang dua-dua, atau tiga-tiga. Telurnya mengelompok dalam 1 daun atau daun yang berlainan tanaman sehingga satu ngengat dapat bertelur pada banyak tanaman kubis (Pracaya, 2009).
Larva yang baru menetas warnanya hijau pucat, sedangkan ulat dewasa lebih tua warna kepalanya lebih pucat dengan bintik-bintik atau garis cokelat. Panjang larva sekitar 9 – 10 mm, relatif tidak berbulu dan mempunyai 5 pasang tungkai palsu. Larva sangt licin dan jika disentuh akan menjatuhkan diri seakan-akan mati. Lama stadium larva 13 hari pada suhu 16 – 25oC.
Setelah cukup umur, ulat mulai membuat kepompong dari bahan seperti benang sutra abu-abu putih dibalik permukaan daun untuk menghindari panasnya sinar matahari. Pembentukan kepompong mulai dari dasarnya, sisi kemudian tutupnya. Kepompong masih terbuka pada bagian ujung untuk keperluan pernapasan. Pembuatan kepompong ini diselesaikan dalam waktu 24 jam. Setelah selesai ulat berubah menjadi pupa. Kulit ulat biasanya diletakan didalam kepompong, tetapi kadang juga diletakkan diluar kepompong. Mula-mula pupa berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua dan kemudian berubah menjadi imago (Pracaya, 2009).
Imago dari hama ini memiliki warna sayap yang abu-abu kecoklatan. Namun sayap betina berwarna lebih pucat. Saat istirahat, empat sayapnya menutupi tubuh dan seakan-akan terdapat gambar seperti jajaran genjang yang warnanya putih seperti berlian. Oleh karena itu, hama ini disebut ngengat punggung berlian.
Stadia Merusak
Plutella xylostella merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih menjadi ulat
Gejala Serangan dan Bagian Tanaman yang Dirusak
Larva Plutella xylostella memakan bagain bawah daun sehingga tinggal epidermis bagian atas saja. Gejala serangan hama ini yang terlihat pada daun sangat khas dan tergantung dari instar larva yang menyerang. Larva instar I memakan daun kubis dengan jalan membuat lubang ke dalam permukaan bawah daun. Setelah itu larva membuat liang-liang korok ke dalam jaringan parenkim sambil memakan daun (Pracaya, 2009).
Larva instar II keluar dari liang-liang korok yang transparan dan memakan jaringan daun pada permuakaan bawah. Demikian juga dengan larva instar III dan IV memakan daun dalam jumlah yang lebih banyak sehingga meninggalkan cirri yang khas, yaitu lapisan epidermis tipis pada permukaan atas bekas gigitan ulat akan pecah dan menimbulkan lubang besar pada daun. Bila populasi tinggi, kerusakan berat pada daun sering terjadi, yaitu hamper seluruh daun dimakan larva dan hanya meninggalkan tulang-tulang daun. Biasanya hama ini menyerang tanaman yang masih muda, yaitu sebelum tanaman membentuk krop dan paling banyak muncul pada pertanaman berumur 2-6 minggu setelah tanam (Pracaya, 2009).
Pengendalian
Secara Mekanis
Pengendalian yang paling baik adalah secara mekanis. Caranya sejak tanaman tumbuh selalu diamati dan ulat segera dipijit sampai mati jika ada yang terlihat. Pada waktu hati mulai gelap, buatlah obor dibeberapa penjuru kebun kubis, lalu dibawah obor diberi piring atau cawan yang berisi air. Karena ngengat termasuk binatang yang suka cahaya pada waktu malam hari, hama ini akan segera datang pada waktu melihat obor, dan jatuh ke dalam cawan yang berisi air, lalu mati (Pracaya, 2009).
Secara Biologis
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan cara mengurangi populasi ngengat tritip mempergunakan makhluk hidup seperti burung gereja dan prenjak. Burung ini sering mencari pakan berupa ulat tritip. Oleh karena itu, burung-burung jangan dimatikan atau dikurangi jumlahnya. Capung dan sejenis tabuhan sering juga mengejar-ngejar ngengat. Selain itu ada 2 jenis serangga yang asalnya dari selandia baru, yaitu Angitia cerophaga Grav. Serangga ini bertelur pada tubuh ulat atau pupa tritip. Setelah menetas, ulatnya keluar dan memakan tubuh ulat tritip atau pupa yang ditempati (endoparasit). Perkembangan Angitia lebih cepat dari ulat tritip, dari telur sampai menjadi kepompong sekitar 10 hari.
Sekarang sudah ada jenis bakteri yang dipergunakan untuk memberantas tritip, yaitu Bacillus thuringiensis Berliner. Ulat yang terkena semprotan berisi bakteri ini dalam waktu berapa hari akan mati dan menjadi keras, demikian juga kepompongnya. Jika telah diberantas secara biologis, hama ini jangan diberantas dengan bahan kimia karena predator atau bakteri akan mati.
Secara Kimia
Jika jumlahnya sangat banyak sehingga sudah melampai ambang ekonomi, segera semprot ulat danan gengat dengan insectisida. Sebaiknya, pemakaian insectisida ini selalu bergantian jenisnya supaya tidak menimbulak kekebalan pada hama. Pakailah dosis yang mematikan sesuai petunjuk.
Sanitasi
Di sekitar kebun kubis diusahakan tidak ada tanaman yang akan menjadi tempat persembunyian ngengat punggung berlian, misalnya tanaman keluarga Cruciferae (sawi liar dan lobak).
Bahan dari Tanaman
Tomat (Lycopersicum esculentum) dari famili solanaceae dapat digunakan untuk pemberantasan ulat tritip. Caranya adalah
1 kg daun tomat dan batang ditumbuh, lalu dicampur dengan 17 liter air yang didiamkan beberapa jam sesudah itu, campuran disaring dan ditambahkan sedikit sabun sebagai perata atau perekat. Sekitar 17 liter bahan dapat dipakai untuk menyemprot sekitar 1000 tanaman kol yang diserang ulat tritip (ngengat punggung berlian).
Tanaman alami lainnya yang bisa berfungsi sebagai pembasmi ulat tritip, yaitu
5 buah cabai rawit (Capsicum frutescens),
3 umbi bawang putih (Allium sativum),
1 genggam beras daun gamal (Gliricidia sepium), dan
1 umbi bawang merah (Allium cepa Var. Ascalonicum).
Bahan ditumbuk sampai halus, lalu dicampur diberi air panas dan dibiarkan semalam. Kemudian campuran bahan tersebut disaring dan diberi sabun sedikit. Setelah itu, larutan tersebutditambah air sampai menjadi 20 liter. Ramuan tersebut dapat menyemprot kol dipersemaian dan di lapangan yang diserang ulat tritip (Plutella maculipennis) (Pracaya, 2009).
Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman dilakaukan untuk memutus daur hidup ngengat tritip, jangan menanam tanaman kubis dan tanaman lain yang sekeluarga seperti sawi, lobak, radis, dan mustard dalam 1 tahun terus-menerus. Penanaman tanaman tersebut dapat dilakuakan 3-4 bula. Sebaiknya, penanaman tanaman dari keluarga tanaman ini seperti tomat, kedelai, selada, dan ubi jalar juga dilakukan (Pracaya, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar